film

The Girl with The Dragon Tattoo

tgwtdt

Jadi, aku sedang membaca novel Gone Girl karya Gillian Flynn minggu ini karena filmnya yang diadaptasi David Fincher akan rilis di NYiFF akhir September nanti. Sambil menemani baca novel, aku bakal maraton film-filmnya David Fincher, hari ketiga aku pilih The Girl with The Dragon Tattoo (2011) yang diangkat dari novel berjudul sama karya Stieg Larsson.

Adegannya dibuka dengan Mikail Blomkvist (Daniel Craig) jurnalis dari majalah Millenium yang keluar dari pengadilan karena kasus dengan Hans-Erik Wennerstorm dan dihadang serombongan wartawan. Hari itu hujan. Hujan khas David Fincher dan aku selalu suka. 😀

Akan tetapi, itu hanya sublot. Karena plot utamanya adalah ketika Mikail ditawari untuk menyelidiki keberadaan Harriet Vanger oleh pengusahan kaya Henrik Vanger. Awalnya, Mikail menolak, namun akhirnya menerima setelah Henrik berjanji memberikan rahasia-rahasia Wennerstrom agar Mikail bisa memenangkan kasusnya. Dalam proses pencarian Harriet yang hilang misterius hampir 20 tahun lalu, Mikail mengungkap rahasia-rahasia keluarga Vanger yang aneh. Ketika menemukan makin aneh, Mikail meminta tolong kepada Lisbeth Salander (Rooney Mara)–the girl with the dragon tattoo, seorang hacker dan investigator. Mereka pun bekerja sama dan menemukan rahasia tentang Harriet, meski mungkin harus dibayar dengan nyawa.

tgwtdt 3

Di awal, cerita ini, seperti terbagi dalam dua storyline, milik Mikail dan Lisbeth. Meski kita tahu sejak awal Lisbeth menjadi investigator yang mencari data-data sebagai dasar Henrik merekrut Mikail. Mereka nggak ketemu sampai filmnya berjalan hampir satu jam. Mikail berjuang dengan investigasinya, sementara Lisbeth berjuang dengan hidupnya yang berantakan setelah walinya terserang stroke dan dia mendapatkan wali baru. Ternyata, walinya itu berengsek banget. Pokoknya super berengsek.

Kalau dua film David Fincher kemarin, Seven dan Zodiac, aku kasih label sadis dan brutal, maka buat film ini aku tambahi “kasar”. Adegan pemerkosaan si wali ke Lisbeth ini bener-bener bikin terkejut dan terpukul. Bahkan, adegannya juga bener-bener kasar. Aku benci banget sama karakter si wali gendut berengsek itu. Walau, pada akhirnya, Lisbeth ngebales dengan nggak kalah kejam dan setimpal sih.

Insiden pelecehan seksual dan pemerkosaan itu bikin film ini nggak pantes ditonton remaja. Akan tetapi, peristiwa yang menimpa Lisbeth itu juga bikin aku bertanya-tanya, gimana dengan cepatnya dia berhubungan lagi dengan laki-laki lain. Ya, Mikail sih. Dengan tempo secepat yang di film, aku ngerasa agak nggak masuk akal gitu, ya meski memang Lisbeth nggak punya empati sih, tapi ya…. Ya, masak dibikin sandwich dan kopi aja bisa bikin luluh. Awalnya aku kira hubungan mereka cuma mutual aja, sama-sama senang, tapi di akhir nggak gitu. Mungkin kalau di novelnya, diceritakan lebih detail ya tentang hubungan mereka.

Lainnya, yang bikin aku bertanya-tanya adalah tentang tato naga yang dimiliki Lisbeth. Aku kira bakal dijelaskan tentang itu. Akan tetapi, di film sama sekali nggak. Bahkan, jadi sekadar hiasan aja, bukan simbol yang menonjol. Lisbeth lebih dikenal sebagai Lisbeth, bukan sebagai wanita dengan tato naga di punggung. Jadi, ini juga bikin pengin baca bukunya.

tgwtdt 2

Sebagai adaptasi, film ini rapi kok. Bisa dinikmati tanpa baca buku, bahkan terlepas dari kalau nggak mau mikirin dua detail yang aku sebutin di atas. Ini kerasa film yang berdiri sendiri. Walau di awal, sekitar 15 menit, agak ngebingungin kalau nggak benar-benar merhatiin. Sebenarnya masalahnya apa? Kenapa? Mikail dan Wennerstorm ini siapa? Ceritanya baru jadi kelihatan jelas saat si Mikail ini diundang oleh Henrik dan ditawari kasus Harriet.

Selain, kasarnya insiden Lisbeth, sisanya nggak ada yang sadis maupun gory sih. Paling adegan si kucing. Cuma foto-foto aja. Seven lebih gory daripada ini. Akan tetapi, jelas film ini lebih baik secara teknik dibanding Seven (yaiyalah!). Aku juga suka banget setting Swedia-nya. Kelihatan bersih dan rapi di mana-mana. Bahkan di apartemen Lisbeth yang berantakan, masih termasuk rapi dan nggak menjijikkan. Kemudian, salju di sana, salju di sini. Aduh, romantis deh. Apalagi ditambah sinematografi yang cakep, meski nggak kehilangan sentuhan suram, kelam, ala-ala cerita David Fincher. Hehe.

Oh ya, belum ngomongin castnya ya, Rooney Mara kereeeeen abis! Haaaaa, dia yang cantik ayu, jadi serem gitu sebagai Lisbeth. Daniel Craig juga keren sih, tapi tetep nggak ada yang ngalahin Rooney Mara! Karena aku belum baca novelnya, aku sih ngerasa kedua aktor tersebut cocok-cocok aja meranin Lisbeth dan Mikail.

Dan, favoritku lainnya adalah opening sequence-nya kereeeeeeeen banget! Suka banget! Kayaknya, ini bakal jadi favoritku dari David Fincher deh. 😀

One thought on “The Girl with The Dragon Tattoo

  1. trilogi karya Stieg Larsson itu keren, ga rugi membacanya, apalagi itu novel fenomenal, penulisnya wafat tak lama setrelah menyerahkan draft tulisannya

Leave a comment