“You can be Han Solo. And I’ll be Boba Fett. I’ll cross the sky for you.”
― Rainbow Rowell, Eleanor & Park
Gue nggak sengaja betul nemuin buku ini ketika lagi browsing buku-buku yang bertema ‘geek‘. Genrenya YA, biasanya buku-buku jenis tersebut gue direkomendasiin dari Iif, tapi dia belum pernah ngerekomendasiin ini buat gue. Jadi, tanpa pikir panjang, karena memang butuh akhirnya gue langsung beli deh.
Eleanor & Park ditulis oleh Rainbow Rowell dan rilis tahun 2012. Gue dapet edisi paperback-nya, meski pengin banget punya kover versi hardcover (biar nanti seragam sama Fangirl gue, hiks).
Berlatar di tahun 1980-an dan bercerita tentang Eleanor, murid pindahan. Dia berambut merah, badannya gede (gemuk), dan pakaiannya aneh. Satu-satunya bangku yang tersisa di bus ke sekolah, cuma di sebelah stupid asian boy, alias Park. Setiap hari mereka duduk bareng, tapi nggak ngobrol satu sama lain. Park tahu, Eleanor suka ngintip komik X-Men yang dibaca Park, akhirnya lama-lama Park mau berbagi komiknya dengan Eleanor, bahkan minjemin juga. Termasuk, Park juga berbagi headset dari walkman-nya sama Eleanor, itu semua mereka lakukan tanpa kata-kata. Lama-lama akhirnya ada interaksi. Dimulai dari Park yang genggam tangan Eleanor.
“Holding Eleanor’s hand was like holding a butterfly. Or a heartbeat. Like holding something complete, and completely alive.”
– Park
Sampai, Eleanor pun akhirnya sering main ke rumah Park untuk menghindari masalah di keluarganya. Ketika mereka berdua dekat, keluarga Park supportif banget dengan kehadiran Eleanor. Bahkan ketika ada masalah pelik di akhir, ayah Park *sumpah gue berkaca-kaca banget* pun ngedukung apa yang Park lakukan demi Eleanor.
Gue nggak akan membocorkan endingnya… Nggak. Soalnya ceritanya manis dan heartwarming, lebih nyenengin kalau nemuin bagaimana ujung ceritanya sendiri.
Eleanor & Park oleh Simini Block
Ini pengalaman gue pertama baca tulisan Rainbow Rowell dan gue langsung suka. Meski banyak dialog, justru itulah yang bikin hidup disepanjang cerita. Cara Rowell nyusun dialog bener-bener cerdas dan enak banget dibaca. Beberapa malah bikin gue senyum-senyum banget. Suka deh!
Kisahnya sendiri realistis banget. Remaja banget. Dan menyentuh. Gue suka dengan problema yang terjadi. Meski pas baca review lain, masalah keluarga Eleanor terlalu berat, tapi itulah hidup. Nggak ada yang manis-manis terus.
Karakter-karakternya pun menyenangkan. Lovable tanpa perlu terlalu ganteng, terlalu kaya, atau terlalu memesona… justru Eleanor, Park, dan sebagainya manusiawi banget dan akhirnya bikin jatuh simpati. Eleanor yang funny tapi penuh ketakutan, Park yang selalu berusaha bagi Eleanor, keluarga Park, adik-adik Eleanor, dan banyak lagi.
Di dalam cerita ini banyak banget disisipin referensi tontonan, bacaan, musik yang diobrolin. Gue suka semua itu! X-Men, Star Trek, Star Wars, Doctor Who, A-Team, The Smiths, Back to The Future, dan sebagainya. Tapi semua ini nggak bikin bingung–mungkin karena banyak di antaranya yang udah familier buat gue. Itu semua bikin senyum dan berhak dapet satu bintang sendiri! Kalau ketemu orang yang nyambung ngobrolin sebuah topik tanpa harus ngejelasin ini dan itu… rasanya kan kayak ketemu soulmate aja. Ya, gitulah Park dan Eleanor, soulmate.
Cerita ini berakhir pahit-manis. Tetapi, tetep aja bikin hati menghangat di akhirnya karena realistis. Pokoknya, untuk remaja atau non-remaja, gue rekomendasiin banget deh buku ini. Soalnya ceritanya memang apik banget!
“I just can’t believe that life would give us to each other,’ he said, ‘and then take it back.’
‘I can,’ she said. ‘Life’s a bastard.”
Pict ini direblog sama Rowell dan dia bilang suka banget. *meleleh gue, padahal bikinnya iseng*
Bogor, 5/9/13
Catatan Tia 
Whoaaa! Di reblog sama authornya langsung.. Keren Dit! (“-“)9
direblog dan ditweet! *joget-joget* :’D