Perhatian: jangan baca kalau belum nonton! ya boleh sih baca, tapi risiko ditanggung sendiri ya!
Tempo hari gue udah nulis review dari The Hobbit The Desolation of Smaug (THDoS) yang nggak mengandung spoiler. Ya, ada sih sedikit-sedikit, tapi itu juga udah bisa dilihat dari trailer-trailer sebelumnya. Kali ini, gue mau nulis yang penuh spoiler, serta perbandingan dari buku dan sedikit pengetahuan gue tentang sejarah Middle-Earth.
THDoS nggak diragukan lagi film yang keren banget. Seru dan menegangkan. Setiap penonton punya favorit sendiri-sendiri. Ada yang suka Smaug banget, ada yang kagum dengan elf, ada juga yang tim Dwarf. Meski seru dan keren, nggak sedikit juga yang kecewa dan malah bingung nonton filmnya. Ya, ya, ya, kalau memang nggak ngikutin bagian pertamanya, mungkin akan mengurangi banyak keseruan-keseruan. Tetapi, satu yang jelas film ini seru dan PJ melakukan yang terbaik untuk mengadaptasi film dari novel yang cuma 300an halaman ini.
Jadi, pesan pertama gue sebelum nonton ini adalah: nonton dulu bagian pertamanya dan ngertiin alasan kenapa Dwarf, Bilbo, dan Gandalf melakukan perjalanan. Kemudian ya, seenggaknya bisa mengindentifikasi perbedaan ras di sana.
Kisah di THDoS merupakan lanjutan dari The Hobbit An Unexpected Journey (TH AUJ). Bilbo diminta untuk menjadi pencuri dalam rombongan Dwarf yang dipimpin Thorin Oakenshield dalam misi mereka merebut harta yang dirampas naga tua Smaug. Di THAUJ, mereka sudah menempuh setengah perjalanan. Mereka terus kabur karena diburu para Orc. Sampai mereka harus menumpang berlindung di rumah Beorn, sesosok skin-changer. Kemudian melanjutkan lagi perjalanan memotong melewati Mirkwood. Di tengah hutan mereka dihadang oleh laba-laba raksasa dan hampir saja dimakan. Setelah, menyelamatkan diri dari laba-laba raksasa rombongan mereka malah ditawan oleh peri hutan. Kembali Bilbo menjadi penyelamat, dengan mengeluarkan rombongan dwarf lewat tong-tong yang dihanyutkan ke sungai. Tetapi, kepergok oleh para peri dan mereka diburu. Dari pinggir sungai lalu muncullah kawanan Orc yang udah mengintai dari sejak lama. Setelah, perkelahian yang sengit dan mendebarkan, para peri pun melepas rombongan dwarf, sampai akhirnya mereka menepi dan bertemu dengan Bard, si tukang perahu dan ambil tong. Mereka meminta Bard untuk menyelundupkan masuk ke dalam kota Danau. Bard menyetujui dan mereka dibawa ke kota Danau. Mereka membayar Bard juga untuk senjata, tetapi tidak puas dan akhirnya berusaha mencuri dari gudang kota. Lagi-lagi mereka kepergok, tetapi karena tahu tamunya adalah Thorin Oakenshield yang menjanjikan harta, mereka pun diterima dengan baik di kota Danau.
Mereka pun melanjutkan perjalanan ke Erebor. Perjalanan mereka makin berat dan penuh tekanan karena berlomba dengan waktu yang tipis. Hari itu, di akhir hari Durin, mereka akhirnya sampai ke depan bagian Erebor yang dikira berpintu. Tetapi, ditunggu-tunggu tak muncul jua pintunya. Sampai akhirnya, para dwarf pergi dan tinggallah Bilbo yang masih nunggu. Ketika bulan muncul, burung murai mengetuk batu, muncullah lubang kunci. Bersama-sama mereka masuk ke Erebor.
Kedatangan Bilbo ke Balairung besar membangunkan naga tua Smaug. Akhirnya, Thorin masuk ke dalam untuk menolong Bilbo, diikuti dwarf lainnya. Mereka pun berencana untuk menghancurkan Smaug dengan membawa ke ruang tungku dan hendak membekukan (?) Smaug dengan emas cair. Namun, usaha mereka gagal, Smaug dapat kabur dan menuju Kota Danau.
Dan… terdengarlah suara Ed Sheeran.
Oh misty eye of the Mountain below,
Keep careful watch of my brothers’ souls,
And should the sky be filled with fire and smoke,
Keep watching over Durin’s sons.
“If this is to end in fire, then we shall all burn together.”
Itu adalah kutipan dari Thorin, dia ngucapin itu ketika terdesak di ruang penjagaan barat, di tengah-tengah jasad hangus rakyatnya yang berusaha melarikan diri puluhan tahun lalu dari naga tua Smaug. Dia ngomong itu di depan dwarf lain, yang memandang dia dengan percaya. Dia akan jadi pemimpin yang luar biasa, gue percaya.
Kemudian mereka lari ke bagian Erebor lainnya. Erebor yang dulu pernah jaya, dengan penuh dengan cahaya keemasan. Yang kemarin gue lihat gelap, tetapi kemegahannya sama sekali nggak luntur. Mengagumkan dan sangat luar biasa. Gue kehabisan kata-kata.
Penantian setahun, gue rasa nggak sia-sia. Ketika ngeliat judul ‘Desolation of Smaug’ di layar, gue keingetan gimana ngitung dari Desember lalu ke Desember ini. Nebak-nebak apa yang akan terjadi di film kedua. Di mana akan berhenti dan siapa yang akan pergi.
Namun, nggak sesosok pun pergi, bahkan Smaug.
Gue tahu itu sebelum nonton filmnya. Itu spoiler yang paling bikin gue nyesek ketika tahu. Kalau Smaug nggak mati di film kedua, lalu film ini bakal berakhir gimana?
Nah, setelah itu baru deh gue menyadari kalau gue penasaran bukan gimana PJ mengadaptasi apa yang udah ada di buku–tapi, gue penasaran dengan apa-apa aja yang beliau tambahin dan tambal di sana-sini, selain Tauriel.
Tauriel, sebagai karakter non-canon, nggak buruk juga. Dia cantik, pemberani, jago berantem, impulsif, suka menolong, ya semacam karakter cewek yang ngingetin sama Eowyn. Yang, mestinya di cerita The Hobbit memang nggak ada. Mungkin, banyak dari penonton yang pengin seperti dia juga, apalagi dideketin dua cowok paling ganteng se-Middl-Earth raya, Leggy Legolas son of Thranduil son of Oropher dan Kili son of Dis son of Thrain son of Thror. #okesip
- Plot 1: Thorin dkk.
Nama Thrain disebut dalam adegan pembuka THDoS. Latarnya di kedai Prancing Pony, Bree. Mungkin ada beberapa yang inget kalau tempat ini juga ada di LOTR, tempat pertama yang disinggahi keempat Hobbit dan kali pertama mereka bertemu Aragorn. Adegan ini nggak bersumber dari buku The Hobbit, melainkan appendiks A di LOTR: The Return of The King.
Gandalf memberitahu Thorin tentang kepalanya yang berharga tinggi, selain manas-manasin Thorin untuk pergi ke Erebor, merebut lagi hartanya. Yo, adegan ini bagus, memperjelas motif kenapa Thorin yang udah hidup makmur di Blue Mountain (Pegunungan Biru) mau pergi melawan segala bahaya untuk mendapatkan lagi hartanya.
Di adegan ini juga ada cameo Peter Jackson. Bahkan dia muka yang pertama kali muncul di film! Hahaha!
Setelah itu, adegan beralih ke Bilbo yang sedang ngeliatin sekitar. Ada banyak orcs, termasuk Azog. Tapi, Bilbo juga ngeliat penampakan lain, yaitu beruang hitam besar.
Akhirnya, Gandalf ngajak rombongan itu menuju sebuah rumah besar. Besar banget. Mereka lari-lari udah sampai di depan pintu, tapi nggak seorang pun punya inisiatif ngebuka palang sampai Thorin dateng. Errr… Mereka semua pun bisa masuk dan si pemilik rumah, yang ternyata beruang besar tadi alias Beorn the Skinchanger, malah di luar.
Bagian ini kurang memuaskan, terutama karena durasi sih. Gue suka gimana karakter Beorn digambarkan secara fisik di sini. Tinggi besar, berambut, agak seram, dan alis yang fantastis. Rumahnya sendiri nggak dapet bagian terlalu detail—lebih detail link video dari Denny’s dan WB deh ketika liputan rumah itu. Lagi pula, gimana mereka masuk rumah itu kerasa nggak sopan banget, beda dengan di bukunya. Ya, itu nggak masalah sih, namanya juga improvisasi. Gue suka tambahan ketika Beorn jawab pertanyaan Bilbo apakah ada Skinchanger lain. Sayangnya, nggak ada dia bikin kocar-kacir Orc sih, ada sih tapi sekilas dan nggak seru. Haha…
Yang agak ngeganjel mungkin dialog, kalau dia benci dwarfs. Di buku yang gue tangkap Beorn itu netral, tapi nggak bisa naruh kepercayaan dengan mudah ke orang lain. Beorn jadi percaya sama Bilbo dkk. karena tahu mereka udah membunuh goblin besar.
Dan gue juga sedih, nggak ada adegan kuda-kuda nyiapin makanan buat rombongan Bilbo. Heuheu…
Perjalanan pun berlanjut di Mirkwood. Preettt… di sini banyak adegan yang dipotong.
Dari di perbatasan hutan Mirkwood. Dialognya tuh gue ngerasa aneh banget. Tiba-tiba Gandalf ngobrol sama Bilbo tentang ‘courage’ itu kerasa ganjil buat gue, setelah sebelumnya Gandalf pamitan. Kayak ada beberapa dialog yang dipotong dengan terpaksa.
Di perbatasan Mirkwood ini, Gandalf ngeliat tanda ‘mata’ di patung peri. Kemudian, dia bertelepati engg… atau itu memori tentang Galadriel yang ngomong ke dia tentang kekuatan gelap. Juga terdengar suara-suara bisikan Necromancer. Gandalf pun memutuskan pergi menyelidiki ke Dol Guldur gara-gara itu dan meninggalkan rombongan.
Di Mirkwood, mereka kehilangan jalan setapak karena ilusi. Sampai, akhirnya Bilbo memanjat ke atas pohon untuk melihat arah matahari dan jreeeeng… dari kejauhan dia ngeliat puncak daun yang bergoyang-goyang bukan karena angin. Ketika akan ngeliat apa yang terjadi, Bilbo malah jatuh, untung nyangkut di jaring laba-laba. Ternyata dwarf yang lain semua udah digulung pakai benang sama laba-laba.
Bilbo digulung dan ujug-ujug dia ngeluarin Sting. Heee… sebelumnya dia nggak pegang Sting sama sekali, bahkan pas digulung-gulung. Nih, kayaknya di sini ada yang di-cut lagi.
Setelah ngeluarin Sting, dia pun pakai cincinnya. Lalu, melawan laba-laba rakasasa serem nan jijay itu, serta nyelamatin para dwarf. Saat lagi dilepas, nggak sengaja cincinnya jatuh. Di sini dilihatin gimana Bilbo udah punya rasa posesif terhadap cincin itu….
Mereka pun bisa melepaskan diri dari laba-laba karena pada saat (yang tidak) tepat muncul sekawanan peri hutan….
Eh tunggu!
Udah ngerasa ada adegan yang hilang di sini?

adegan ini mana?
Sebelum ketemu laba-laba, seharusnya ada adegan mereka nyeberang sungai hitam dan dijaili beberapa rusa. Di BTS yang dirilis, ada loh mereka angkat-angkat Bombur yang pingsan karena nyebur di sungai hitam. Termasuk adegan Thorin pegang busur dengan posisi siap memanah. Tetapi, di film ini… nggak. Nggak ada sama sekali. Kalau yang nggak baca buku mungkin nggak kerasa karena editingnya smooth banget.
Nanti di THDoS extended edition pasti ada. Tunggu aja… 11 bulan lagi (kalau jadwal rilisnya sama dengan THAUJ EE).
Penyergapan para peri hutan itulah, kali pertama Tauriel bertemu Kili (nanti dibahas sendiri aja ya).
Senjata-senjata mereka semuanya dirampas, termasuk Orcrist milik Thorin yang udah sama-sama kita tahu diserahkan dengan ikhlas oleh Elrond. Sayangnya, Thorin nggak mau ngomong itu pemberian siapa. Si Leggy malah ngaku-ngaku itu buatan sodaranya—peri dari Gondolin. Peri dari Gondolin kan Noldor, kak? Lupa ya kalau bokap situ benci banget sama mereka sampai akhirnya kalian menyepi ke Mirkwood? Ya, karena improvisasi, dan masih sama-sama peri, anggap aja memang sodara! Ya, semua peri bersaudara!

Istana Thranduil
Mereka dibawa ke istana Thranduil yang megah. Goa berornamen keren, dengan jalan setapak berbatu, langit-langit tinggi, dan penuh cahaya lembut. Yang dibangun dengan bantuan dwarf—camkan itu THRANDUIL!
Di THAUJ, ada adegan tambahan ketika Thranduil dilecehkan oleh Thrain di Balairung Besar. Di sini, Thorin dihadapkan berdua sama dia. Mereka omong-omongan, terutama tentang Thranduil minta hartanya dibalikin, sesuatu tentang perhiasan/berlian yang mengandung cahaya bintang (cmiiw, gue baru nonton dua kali ketika nulis ini). Itu pertanyaan pertama—utang apaan dwarf ke Thranduil?
Memang sih, di buku ada beberapa kalimat tentang itu, cek halaman 198-199 (untuk buku TH yang terjemahan). Menceritakan sekilas tentang konflik, kayaknya Nauglamir, yang pernah membuat perang antara dwarf dan peri. Tapi, itu juga jauh banget dari masanya Thorin, lagi pula pertikaian itu menyangkut dwarf Nogrod (bukan keturunan Durin) dan Thingol (masih kerabat Oropher, bokaP Thranduil). Ceritanya panjang banget kalau ditulis di sini. Ya, pokoknya, waktu itu mereka saling klaim kalau Nauglamir itu adalah hak mereka masing-masing.
Kalau di THAUJ, cikal bakal konflik mereka ya udah kelihatan banget, dari harta yang ditunjukkin di adegan flashback Erebor dulu ke Thranduil, dan tentang Thranduil yang nggak mau nolong dwarf dari serangan naga tua Smaug. Jadi, ya entahlah itu harta apaan.
Nah, kedua. Ketika mereka ngobrol tentang Smaug. Jreeng… tiba-tiba si Thranduil mukanya jadi kelopek-kelopek berkoreng gitu. Baiklah, karena Thranduil ini udah ada di Arda sejak First Age, dan mungkin tinggal di Lindon sampai Beleriand tenggelam. Maka, gue asumsikan dia ikut War of Wrath ya, meski silvan elf kan benci sama Noldor. Berarti dia hadap-hadapan sama Ancalagon the Black? Ya? Ya? Siapapun yang ngerti ini dan lebih mumpuni tentang sejarah ME, please jelasin ke gue…
Yang jelas ikutan perang, adalah dia di War of Last Alliance, di Second Age, ketika Sauron akhirnya dikalahkan oleh Isildur. Tetapi, seinget gue nggak tercatat ada naga ikutan perang di sana.

Thranduil
Thranduil amat sangat bitchy. Di buku, dia berulang kali disebut sebenarnya baik. Tetapi, gue nggak melihat kebaikan sama sekali di Thranduil versi THDoS, nyebelin iya dan… arogan. Lee Pace meranin Thranduil dengan oke sik. Apalagi suaranya bagus juga dan ganteng.
Lalu, setelah Thorin emoh menuruti permintaan Thranduil. Maka dia pun dimasukkan ke dalam sel bersama yang lain.
Bilbo yang berhasil masuk mengendap-endap. Mencuri dengan obrolan Tauriel dan Thranduil tentang kawanan laba-laba yang nggak berkembang biak lagi. Thranduil nyalahin Tauriel karena itu tugasnya. Setelah itu, mereka berdua membahas tentang Legolas. Legolas yang menaruh hati sama Tauriel (preetttt…). Kata Thranduil sih, jangan ngasih harapan kalau nggak ada. Huft.
Penting gitu? Ada beberapa lagi adegan Tauriel-Kili-Leggy, tapi gue bahas sendiri aja nanti!
Bilbo pun kemudian mendapatkan cara untuk mengeluarkan rombongan dwarf. Dia mencuri kunci dari penjaga yang mabuk, mengeluarkan para dwarf sementara peri sedang berpesta merayakan sesuatu. Ya, seperti yang sudah banyak tahu, selanjutnya adalah adegan tong yang legendaris.
Adegan tong ini cukup panjang. Cukup seru. Meski kerasa kepanjangan.
Mereka semua jatuh ke sungai. Tapi kepergok oleh pasukan elf dan akhirnya dikejar. Di gerbang luar, ternyata udah menunggu kawana orc. Bukannya orc itu nyerang dwarf, malah perang-perangan sama peri hutan. Dwarfnya terlupakan di ujung pintu yang tertutup. Kili yang berada paling deket dengan tuas, berinisiatif untuk buka pintu. Saat dia hampir mencapai tuas, kakinya kena panah morgul (inget Morgul Blade yang dipakai penunggang hitam untuk nusuk Frodo di FOTR?). Tapi, jreeeeng, dateng si cantik Tauriel, peri dari keturunan biasa yang entah dapet rambut merah darimana menyelamatkan Kili. Sweet sih.
Adegan tong pun berlanjut. Ada beberapa adegan yang pakai kamera bawah air—pokoknya kamera ditaruh dipermukaan itu. Jadi, kelihatan riak-riaknya. Nggak terlalu ngefek juga sih. Mungkin itu, dimaksudkan dari sudut pandang Bilbo. Peri dan orcs masih terus panah-panahan serta kejar-kejaran. Dwarf ya membantu semampunya, tapi justru aksi-aksi mereka yang paling keren, terlebih Bombur!
Gue benci banget adegan si Legolas nginjek-nginjek kepala dwarf. Ya ampun, gitu nggak bakal bikin situ keliatan keren kali. Dan PJ, beneran deh Om, Leggy bisa dikasih adegan yang lebih terhormat daripada itu. Itu nggak lucu sama sekali. Yes, ini sentimen pribadi. Tapi, gue benci banget adegan itu. Nampil banget deh. Apalagi pas dia pakai Orcrist—uhuhuhu rasa nggak rela.
Di THDoS, Legolas se-bitchy bokapnya.
Thorin sempat menyelamatkan nyawa Legolas. Kelihatanya karena menyadari hal itu, Legolas pun melepaskan rombongan dwarf.
Mereka menepi dan bertemu Bard dengan panahnya. Mereka membayar Bard untuk menyelundupkan mereka ke dalam kota Danau.

Kota Danau
Detail kota Danau apik banget. Kayaknya mereka berusaha menerapkan arsitektur di Dale, tetapi tetep aja orang-orang kota Danau nggak bisa membangun dengan maksimal. Yang ada kota Danau kelihatan kotor, kumuh, dan miskin tentunya. Pokoknya memprihatikan. Tapi, tetep set yang luar biasa banget!
Bard akhirnya tahu kalau yang diangkutnya itu adalah Thorin, keturunan Durin, sosok yang semestinya menjadi Raja Bawah Gunung. Kemudian dia keingetan ramalan yang berakhir dengan kehancuran. Ada juga warga Kota Danau yang melihat para dwarf itu dan membahas tentang ramalan juga—tapi, ini tentang emas bergunung-gunung!
Rombongan dwarf ketahuan ketika hendak mencuri senjata dari gudang walikota. Tetapi, karena walikota tahu kalau tamunya ada Thorin, King under the Mountain, akhirnya mereka diterima, disambut. Lagi-lagi di sini ada adegan yang dipotong dengan kasar menurut gue, karena tahu-tahu pas mereka berangkat Bofur hilang dan bangun-bangun dalam keadaan mabuk.
Adegan pesta dan nyanyi-nyanyi dwarf yang meriah itulah yang dipotong.
Thorin melarang Kili untuk ikut ke Erebor karena nggak mau direpotin. Mereka sempat berdebat (dan gue nangis), kemudian Fili memutuskan untuk tinggal. Thorin sempat melarang Fili, tetapi dia milih tetep bersama adiknya. Dan gue masih nangis.
Hiks…
Oin pun ikut tinggal karena dia yang bertanggung jawab sebagai penyembuh di rombongan. Mereka berempat, Kili, Fili, Bofur, dan Oin akhirnya meminta Bard untuk menampung mereka, meski awalnya menolak.

Bard
Gue suka pengembangan karakter Bard yang dibuat PJ di THDoS. Itu memang yang dibutuhkan, karena kalau di buku kan tahu-tahu muncul dan ngebunuh naga tua Smaug. Gue sampe speechless… karena segitu nggak relanya. Tetapi, di sini dia oke. Karakter pemberontak, family man, bertanggung jawab, pemberani, dan dia punya darah Girion, dulu penguasa Dale. Serta panah hitam.
Luke Evans meranin Bard dengan apik banget. Karakternya jadi hidup, apalagi ada tiga anaknya. Kelihatan banget dia ayah yang sayang sama keluarganya. Dia salah satu bintang di film ini yang porsinya nggak berlebihan, selain Thorin serta Smaug.
Gue juga nerima banget tentang penjelasan panah hitam yang merupakan bikin dwarf dan dibuat dalam porsi terbatas. Ketika kilas balik cerita gagalnya Girion membunuh Smaug, ada beberapa adegan di THAUJ Extended Edition yang dimasukin—ketika Smaug yang kelihatan seluruh tubuh terbang di atas Dale dan panah hitam yang digunakan Girion untuk memanah Smaug, tapi gagal. Girion hanya berhasil membuat salah satu sisik Smaug terlepas.
Jadi, gue yakin si burung srigunting tukang nguping di buku itu nggak akan muncul di film, alih-alih digantikan oleh burung murai mengetuk-ngetuk batu di depan pintu….
Sumber foto: thorinoakenshield.net; @thehobbitmovie
nyeritainnya gokil juga mbak.. sip lah ama detil cerita yg di liat di film, sampe ane baru nyadar setelah baca ini 🙂
ok.. nyambung ke yg bagian 2 ..
Waah, makasih Sadam sudah mampir. Btw, cerita filmnya yg gokil atau aku nulis reviewnya yg gokil? Hehe
nulis reviewnya yg gokil. haha…
btw kapan the hobbit yang terakhir di rilis ?
Desember tahun ini, sekitar pertengahan bulan deh. Makasih, Sadam. 🙂
sip deh..
the hobbit there and back again nya ntar di review lagi yoo… haha…
bandingin sama novel nya lagi 😀
Haha sip sip!
Harusnya kalau ngikutin novel, seri terakhir hobbit bagusnya ‘There and Back Again’ sesuai buku pita merah yang ditulis bilbo dalam film The Lord of The Rings… iya ga sih? kalau ‘The Battle of the Five Armies’ mah itu salah satu sub bab dalam novel The Hobbit :p
kalau menurutku, judul the battle of the five armies lebih menjual sih dibanding there and back again. karena untuk penonton non-pembaca, setidaknya tahu kalau ada sesuatu terjadi dalam cerita film tersebut (perang).
terima kasih sudah mampir dan ninggalin komentar. 🙂
iyahh sih.. awalnya juga kan si PJ udah sempet keluarin judul seri terakhir utk Hobbit ini dg ‘There and Back Again’, tp mungkin karena faktor intern yang pastinya sudah dikonsepkan lagi agar seri terakhir ini lebih terkesan epic ala Middle-Earth PJ. hehehehe, btw pasti si mbaknya suka Elves kan? Kan Elves adl kaum yang paling tenang dan cinta alam :p, LMAO
nggak suka elves, ngebosenin sih. haha.
hahaha.. kalau saya mah suka Nazgul.. sama Orc!!! tanpa mereka, Middle-earth pasti terasa hampa dan ga rame.. hehhehe, btw.. seri terakhir Hobbit ini kira2 masuk nominee Academy Awards 2015 ga yah selayaknya film sepanjang masa LOTR ‘The Return of the King’?
mungkin masuk nominasi visual effect.
Versi buku sama versi film ala PJ emang beda banget… LOTR aja beda kok, gimana cara si Frodo Baggins ingin keluar membawa cincin pergi ke luar bag end dengan membuat sandiwara ingin tinggal di crisllow. Terus di novel, ternyata merry sudah mengetahui sejak lama keberadaan cincin tersebut di tangan bilbo, dan ia membentuk tim pencari tahu lewat samwise gamgee sebagai mata2 mereka… yah, halus aja sih, namanya juga film versi orang lain, mungkin kalau bukan PJ yang bikin.. bisa aja scene itu dimasukkan bahkan di ganti dengan adegan berbeda ;p