Dan semakin memanas….
Perpisahan Walter dan Skyler membuat hidup Walter berantakan. Mereka pisah rumah. Merencanakan perceraian. Dia dipecat dari pekerjaannya, marah-marah kepada Jesse (again huh). Sampai menolak ditawari uang $ 3 juta untuk kontrak 3 bulan membuat meth bagi Gustavo Fring.
Tapi, Gus tidak tinggal diam, sadar bahwa Walter adalah permata yang belum terasah dan sangat potensial, dia terus mengejar. Ya karena masalahnya dengan Skyler itu akhirnya Walter mau. Sementara itu, Jesse berusaha membuat dan jualan meth sendiri. Akan tetapi, lagi-lagi karena kebodohan dan kecerobohannya, malah bikin mereka berdua hampir ketahuan oleh Hank. Walter yang dengan cerdik meminta tolong kepada Saul dan akhirnya gagalah mereka berdua diringkus Hank.
Efek dari kematian Tuco ternyata belum selesai. Dua sepupu Tuco mengejar Walter. Lagi-lagi Gus yang brilian bikin kartel Meksiko dan kepolisian berhadapan-hadapan langsung, dengan korbannya adalah Hank. Sebab kecelakaan Hank ini juga, Skyler akhirnya mau nerima duit dari Walter untuk diperbantukan ke Marie. Dengan syarat: dicuci bersih.
Walter kembali merekrut Jesse. Namun karena Jesse bodoh dan nggak bisa mengendalikan keimpulsifannya, akhirnya masalah baru muncul. Dia kenal seorang cewek di tempatnya kumpul, yang ternyata anaknya adalah yang bunuh Combo. Biasalah, Jesse sok heroik dengan bunuh bos si anak, minta ricin ke Walter, tapi Walter nggak mau ngasih, bersikeras kalau mereka BUKAN PEMBUNUH.
Kalau kamu benar-benar membaca drama di Breaking Bad, kamu akan ngerti polanya. Pangkal masalah dari Breaking Bad ini kan: keluarga Walter, kekeraskepalaan Walter, dan impusifnya Jesse. Itu aja diulang-ulang dari season satu sampai tiga. Kalau udah damai dikit nih, satu masalah selesai, satu dari tiga sumber itu bakal nyulut api. Tapi, di season tiga ini: kayaknya Jesse paling pengin gue jitak.
Namun, Breaking Bad tetaplah drama yang solid dan ditulis dengan baik. Semua terasa fit dalam semesta yang ditinggali Walter dan kawan-kawan. Setiap event dirangkai apik dan rapi, sehingga satu dengan yang lain saling padu menjalin cerita yang padat dan berisi.
Mungkin itu yang bikin gue agak ngerasa faktor kejutan di Breaking Bad tiga ini masih terasa lemah. Karena karakter-karakternya kerasa kurang inisiatif. Mereka kayak nunggu hantaman event tertentu dan bereaksi berdasarkan event tersebut. Kayak misalnya, event di bagian belakang ketika Walter bilang mereka bukan pembunuh, dan gue tahu dari situ dia bakal membunuh. Inget-inget aja, sejak awal Walter selalu ngomong sesuatu yang kemudian dia langgar sendiri. Meski ya, memang alasannya rasional kok.
Gue cukup suka development character untuk Walter. Gimana dia belajar untuk mengintimidasi dari Gustavo Fring. Cuma dia ya tadi, seringkali dia terlalu pasif. Jadi, cemerlangnya Walter ini keluar ketika kepepet atau keadaan genting. Gue pengin dia jadi lawan main catur yang setara sama Gus Fring, bukan malah jadi pion yang dimainin Gus Fring seperti selama ini. Ya, walau, Walter ini pion yang anomali.
Jesse dan Skyler malah kerasa sebagai antagonis di sini. Jesse dengan kebodohannya yang nggak kunjung usai. Apa dia nggak belajar dari keadaan? Nggak belajar dari kematian Jane? Gue ngerti kalau karakter dia memang gitu, tetapi kematian Jane kok rasanya nggak terlalu berefek kepada dia akhirnya. Keloyalannya sama teman-temannya itu bikin celaka. Gue nggak tahu itu loyal atau sok heroik, karena untuk sikap itu, Jesse dan Walter punya kesamaan banget. Itu yang hampir selalu bikin mereka kecebur dalam masalah.
Skyler, huh, gue pengin ngelempar mug gue ke penulis Breaking Bad. Menyedihkan banget. Awalnya gue simpati sama Skyler, gue masih dukung ketika dia ngusir Walter dari rumah karena Walter bohong. Ok. 1-0 untuk Skyler. Tapi, kemudian dia selingkuh dengan Ted Beneke. Rasanya… what the fuuuuuck! Satu-satunya karakter perempuan yang jadi barometer moral dan simpati di serial ini juga didorong sampai jatuh gitu. Itu buruk banget. Gue bener-bener nggak suka. Terlebih dia baru melahirkan. Dia punya Walter Jr yang marah kepada dia. Dan dia nggak punya alasan kenapa tidur sama si Ted. Ya, memang reputasi Skyler agak dipulihkan dengan bikin dia ngebantu Walt ngebangun skema cuci uang yang bersih. Buat gue, Skyler nggak akan dapet lagi simpati. Apa yang Skyler lakuin itu bahkan lebih buruk dan menjijikkan dibanding yang Maggie (True Detective) lakuin ke Marty. Maggie punya alasan yang lebih jelas dan rasional.
Terlepas dari masalah karakter dan motivasi mereka, Breaking Bad masih punya stunning cinemathography. Suka banget adegan-adegan di serial ini. Cantik dan mengagumkan.
Lebih banyak adegan kekerasan, tapi nggak terlalu keras juga sih. Biasa-biasa ajalah. Gue suka banget karakter Gustavo Fring! Serius, tanpa dia, Breaking Bad bakal kayak bubur tanpa kerupuk! Ngingetin gue sama Elias di Person of Interest! Gue harap di season 4 akan lebih banyak lagi Gus Fring dan keseruannya. Wohoo!
Banyak yang bilang season tiga ini adalah titik balik ketika semua yang dirajut dari awal akan makin membara. Season tiga memang cocok sebagai pemantik. Bibit-bibit masalah makin tumbuh. Dukungan baru muncul, begitu juga masalah baru. Gue harap di season 4, Walt dan Jesse belajar banyak dari apa yang mereka lalui dan nggak memunculkan bibit masalah besar lagi dengan ulah-ulah mereka. Karena mereka harus nyelesaiin yang mereka mulai kan. Gue percaya season 4 dan 5 akan lebih menghibur dibanding yang sudah-sudah, karena semua orang bilang begitu. 😀
Review:
Season 5 tamat, Mbak Tia!
bagi gue, dari daftar film yg icip2 gue tonton, diantaranya:
Walking Dead, supernatural, Game of thrones, hannibal, dll
film ini yg paling detail dan mengajarkan kapan harus berhenti.
Dan sebenarnya lebih bercerita pada “metamorfosis” karakter2nya dibandingkan jualan narkoba 🙂
Ah, iya! Sekarang lagi jalan nonton season 4 nih. 🙂