film

Prisoners

prisoners poster

Aku dengar film ini adalah salah satu unggulan orang-orang untuk Oscar 2014 lalu yang malah nggak masuk nominasi ya yang diunggulkan. Penasaran kenapa begitu, akhirnya aku nonton juga thriller kriminal yang dibintangi oleh Hugh Jackman dan Jake Gyllenhaal ini.

Prisoners–tahanan, di sini nggak benar-benar merujuk pada hal tersebut. Mungkin ketika baca judulnya, kamu bakal mikir ini cerita tentang seseorang yang ada di penjara atau berusaha melarikan diri dari penjara… kamu sama sekali salah. Akan tetapi, ya ini bercerita tentang tahan-menahan, tentang orang-orang yang dijadikan tahanan orang lain.

Hugh Jackman yang memerankan Keller Dover kehilangan anak perempuannya ketika sedang bermain di sekitar rumah. Kecurigaan mengarah kepada seorang pemilik van, Alex Jones (Paul Dano). Akan tetapi, di Alex dilepaskan karena nggak ada bukti cukup. Dover nggak puas dengan hal itu dan akhirnya dia menculik serta menahan si Alex. Dia tanya di mana anaknya berada, tapi Alex nggak juga jawab.

Sementara itu, Detektif Loki (Jake Gyllenhaal) juga melakukan pencarian terhadap anak tersebut, dia menemukan sosok mayat misterius di salah satu lokasi pencarian. Mayat tersebut memakai kalung berbentuk maze. Kemudian, Loki juga menemukan seorang pemuda mencurigakan yang menggambari maze di sekitar dinding rumahnya. Setelah sekian lama, Alex pun bilang kepada Dover jika anaknya ada di dalam maze.

Oke! Akhirnya ada koneksi juga.

Di dalam film ini klue-kluenya tersirat implisit banget. Mungkin kamu tahu tentang maze itu, tetapi masih juga terlalu nangkep siapa sebenarnya yang nyulik dan dengan tujuan apa. Memang akhirnya, ketahuan juga yang menculik siapa. Akan tetapi, aku ngerasa justru si penculik ini dapet spotlight yang sedikit banget. Alasan dia membunuh aja hanya disampaikan satu kali aja, tanpa ada pendukung yang bikin rada-rada gimana gitu. Memang sih, ada beberapa adegan dan dialog yang agak relijius, tapi itu sama sekali nggak bikin kita mikir ke sana gitu.

Prisoners 1

Kemudian, aku ngerasa karakter-karakter di film ini kerasa kurang dalem gitu. Memang sih penampilan Hugh Jackman dan Jake Gyllenhaal keren dan luar biasa banget. Kekuatan banget buat film ini, selain juga didukung akting Paul Dano (Alex Jones) yang juga keren. Mestinya sih, kalau cerita ini dibuat lebih panjang, semacam mini seri gitu banyak detail dan karakter yang bisa tergali. Pas nonton ini memang mau nggak mau inget sama True Detective sih, penculikan anak-anak, obat spesial, dan suasana yang suram di seluruh kota. Kerasa saling mengingatkan aja gitu.

Detail, kayak maze itu kurang tergali banget. Sayang deh. Padahal itu bagus banget kalau dideksripsikan lagi. Juga adegan-adegan penculikannya, gimana itu bisa berkaitan banget dengan tujuan si penculik. Sebab justru setelah filmnya berjalan, aku lebih ngerasa si Dover ini yang jadi penjahat karena menyiksa orang tanpa alasan jelas, terlebih setelah tahu masa lalu si Alex dulunya. Akan tetapi, mungkin memang itu tujuan film ini, Dover sebagai protagonis mengalami perubahan dari seorang bapak yang sayang keluarga menjadi seorang yang kehilangan kesabarannya karena mencari anaknya yang hilang. Perubahan itu bisa bikin kita simpati atau benci.

Film ini ditutup dengan dramatis banget. Banget. Malam hari, kamu dan Detektif Loki di halaman belakang sebuah rumah yang bersalju dan mendengar suara tuipan peluit samar-samar, peluit pemberian Dover yang dicari anak perempuannya sebelum hilang. Suara peluit dari kejauhan….

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s