buku

Gerbang Trinil

gerbang trinil

Karena tahu aku suka banget baca fiksi ilmiah, beberapa hari lalu temanku nunjukkin buku ini, fiksi ilmiah lokal dan terkini. Gerbang Trinil, karya duet dari Riawani Elyta dan Sylia Fatar, terbitan mokamedia. Aku memang agak jarang baca fiksi ilmiah lokal dan begitu tahu ada, kebetulan lagi di dekat toko buku, aku langsung aja beli dan baca. Meski blurb-nya agak bikin aku pesimis, tapi ternyata ceritanya jauh lebih baik dari yang kubayangkan.

Berkisah tentang Areta, gadis remaja yang tertarik dengan arkeologi. Dalam kunjungannya ke Museum Trinil dan rumah neneknya, Areta menemukan keganjilan. Ada sebuah portal di belakang rumah neneknya dan Areta yang sedang mengamati malah diajak masuk ke sana oleh sosok makhluk asing. Areta dibawa ke sebuah pesawat ruang angkasa, tempat tinggal makhluk yang disebut Pithe dari spesies Pithecantropus erectus. Tanpa disangka, di tempat asing tersebut Areta diklaim kalau dia sudah menjadi milik Pithe. Selanjutnya, adalah bagaimana Areta harus membebaskan dirinya dan menggagalkan rencana mengerikan dari para Pithe untuk manusia di Bumi.

Kisah ini memang lebih berat ke fiksi ilmiah-fantasi. Nggak akan ada penjelasan sains rumit yang akan kamu temukan. Kebanyakan teknologi yang digunakan hanya sebagai pelengkap latar bahwa itu terjadi di masa depan dan melibatkan makhluk selain manusia. Beberapa teknologi, kayak transneck yang aku bayangin seperti di film UP, juga nggak akan sulit kamu bayangin.

Yup, salah satu kekuatan dari novel ini adalah penulisannya yang ngalir dan mudah dicerna. Pendeskripsian latarnya juga jelas dan detail, sehingga kerasa kental latar dunia yang teknologinya nggak dimiliki manusia. Pokoknya kerasa tahu-tahu udah sampai bagian tengah aja. Cuma memang bagian pendahuluannya terasa agak panjang ya.

Selain itu, karakter utama dalam novel ini, Areta, juga bukan tipe gadis yang manja, tapi pemberani. Bisa lepas banget dari tipikal gadis-gadis di novel YA fantasi/scifi yang biasanya jadi pelengkap karakter prianya aja. Justru di sini, si Areta ini jadi pusatnya dan nggak ada tuh adegan cinta-cinta yang berlebihan.

Plotnya pun di luar dugaan, lebih bagus daripada ringkasan di blurb-nya yang cenderung misleading dan bikin males baca. Areta dengan keberaniannya itu melawan dan mengajak manusia-manusia lain yang dijebak Pithe untuk melawan. Belum lagi rencana Pithe yang diungkap pelan-pelan dan tentunya ada twist yang bikin happy sih, meski nggak terlalu mengejutkan juga.

Yang perlu dicermati dari novel ini, yang meski punya banyak kelebihan, adalah editingnya yang kurang rapi. Banyak istilah yang nggak seragam, di-italic dan non-italic. Penulisan nama ilmiah yang juga kurang tepat. Kalau ini nggak dilabeli novel scifi aku nggak akan protes dengan hal-hal seperti itu. Dan, bukan STARTREK tapi STAR TREK. Duh.

Ada beberapa hal yang jadi pikiranku, kayak kalau si Pithe ini punya senjata elektormagnetik dengan daya tinggi, kenapa cuma dipakai untuk melelehkan magma di gunung? Dan, aku nggak sempat cari sih, apa iya gelombang elektromagnetik bisa bikin gunung meletus. Akan tetapi, rasanya lebih masuk akal kalau Pithe menggunakan gelombang elektormagnetik berenergi tinggi tersebut untuk menghancurkan peradaban manusia tanpa merusak apa yang sudah ada. Haha… Yang kedua, sayang aja Trinil-nya nggak dieksplorasi terlalu banyak. Padahal, di blurb dan judulnya itu yang dijual betul.

Ya, tadi tentang blurb-nya yang aku rasa malah bikin cerita di buku ini berasa klise (yang padahal nggak setelah dibaca). The Chosen One? Duh. Alien jahat yang bentuknya ala humanoid? Duh. Menyelamatkan dunia? Duh. Padahal, cerita di dalamnya lebih kaya daripada itu. Justru sosial budaya bangsa Pithe jadi salah satu hal paling menarik di sini.

Secara keseluruhan, aku antusias banget ada novel fiksi ilmiah lokal yang eksekusinya cukup oke kayak Gerbang Trinil ini. Gaya berceritanya cocok buat pembaca remaja, tanpa harus bikin pusing. 😀

Advertisement

4 thoughts on “Gerbang Trinil

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s