buku

Inteligensi Embun Pagi

IEP_adit

Sampulnya bagus, tapi cepat banget menggulung. Itu pojokannya ditahan pakai jempol kaki.

Tidak mudah menulis tentang Supernova, terlebih ketika tiba di bagian yang paling akhir, Inteligensi Embun Pagi.

Aku menunggu buku itu sejak memegang Akar untuk kali pertama. Akar dengan cover Om milik temanku. Aku ikut menunggu delapan tahun dari Petir ke Partikel. Aku siap untuk perpisahan ini. Wossshhh!

Beberapa orang yang tahu aku membaca Supernova dari 2004 bertanya, gimana rasanya menunggu 12 tahun?

Seperti jetlag. Tapi lega, akhirnya selesai. Sungguh.

Sebagai penutup dari sebuah cerita yang besar, Inteligensi Embun Pagi terasa begitu megah. Begitu ramai dan hiruk pikuk dengan belasan karakter, beragam informasi, kejutan demi kejutan, dan cukup action di sana sini.

Sedari awal aku berandai-andai gimana kalau seluruh karakter di Supernova dipertemukan, ternyata ada di jaring-jaring yang sama… dan di IEP inilah kutemukan jawabannya. Seru juga kalau dikumpulkan. Ada yang saling cemburu. Ada yang jatuh cinta. Mereka harus melakukan perjalanan bersama. Dari Bukit Jambul sampai Elektra Pop, rumah Ferre, rumah Dimas, indekos Bodhi, sampai Sianjur Mula-Mula. Semua karakter kelihatan hubungannya. Banyak momen lucu, momen kaget, momen deg-degan. Ada pengkhianatan, ada penipuan, ada kebohongan. Tapi, Etra tetap paling keren di antara yang lain. Monolognya tentang Wimala bersaudara adalah bagian terbaik IEP.

Ternyata setelah dikumpulkan, mereka nggak unik sama sekali. Sama seperti manusia biasa yang ada di kumpulan manusia biasa. Ternyata jadi anomali di antara anomali nggak semenarik yang aku bayangkan. Aku bahkan sulit untuk simpati karena mereka semua ternyata immortal, dan IEP nyaris tak memberi ruang bagaimana seorang mortal mencerap dan memproses seluruh kejadian yang dahsyat itu.

Yap, dahsyat. Di IEP sejak awal banjir oleh informasi tentang Peretas dll. Hebatnya karena informasi ini diberikan serentak di IEP, hal itu berhasil banget ‘mengalienasi’ pembaca. Memberi situasi yang sama dengan para immortal yang hilang ingatan itu. Kuncinya cuma satu, dinikmati aja.

Informasi-informasi tersebut yang juga kehadirannya dicicil dalam jumlah besar, cukup menghadirkan pertanyaan juga. Apa sih sebenarnya tujuan mereka melawan Sarvara? Apa efeknya untuk dunia ini? Apa efeknya untuk manusia biasa? Sebab sampai halaman 200 hal tersebut belum juga terjelaskan. Barulah sedikit-sedikit Kell mau ngomong tentang itu ketika makan chen-dollĀ (ini salah satu adegan terbaik, adegan makan chen-doll).

Kehadiran Kell pun sudah jadi kejutan. Sejenak muncul pertanyaan, apakah aku ada di Marvel Universe (yang karakternya nyaris selalu mati, nyaris selalu hidup lagi)? Namun ternyata kehadirannya disertai informasi kalau dia adalah Infiltran yang abadi. Sama seperti dr. Kalden di Gelombang. Sama seperti segudang karakter tambahan lain dari berbagai buku, kalau nggak mereka Peretas, Inflitran, Sarvara, ya Umbra. Yang orang-orang biasa hanya jadi ornamen dan bahan nostalgia di IEP ini. Saking banyaknya kejutan, akhirnya jadi nggak kaget lagi. Oh. Oh. Hmm… Hmm….

Sejak diberikan sedikit clue di Gelombang, bayangan akhir yang seperti ini sama sekali nggak ada. Itulah kenapa pertanyaan fundamental tadi muncul: perjuangan mereka untuk apa. Hingga akhir, yang dapat aku simpulkan adalah perjuangan mereka untuk menjaga, mengawal umat manusia. Intinya biar Bumi nggak kiamat. Yang menjelaskan itu adalah seorang abadi, yang akan terus hidup.

Sebuah cerita yang akan terus hidupĀ adalah yang membuat pembacanya bertanya-tanya. Dari beberapa teman yang baca, mereka cerita tentang pertanyaan-pertanyaan dan keresahan yang muncul setelah baca. Mereka haus dengan literatur lain yang senapas dengan Supernova.

Aku menutup buku dengan perasaan lega dan lelah. Lega karena cerita ini akhirnya selesai dan lelah karena dibombardir informasi. IEP adalah penutup yang sangat megah dan mewah dari sebuah Saga Supernova. Meski napasnya berbeda dengan KPBJ, Akar, dan Petir, IEP masih tetap penutup yang pantas. Di akhir, IEP menyisakan banyak tanda tanya, tapi aku lega cukup sampai di sini saja.

Advertisement

3 thoughts on “Inteligensi Embun Pagi

  1. ya saya capek dengan banjir informasi ttg wujud asli tokoh2 dalam supernova, bikin mikir banyak dan Tanya: ini kenapa jadi gini sih?

    Dan ya, tokoh favorite says Etra, selain Bodhi Dan Ishtar summer sewaktu masih berbentuk manusia

  2. Mau sekeren apa pun tokohnya alfa, bodhi, zarah, dan elektra yg ngegemesin, bias wrecker saya pastilah Mamak Sondang boru Gultom itu. Kalau sudah dia yg ngomong dan ngambil alih percakapan, hati saya menjerit bahagia, perut saya mules karena nahan ketawa, muka saya merah dibuatnya. Efek mamak memang super sekali bah!
    Love to the moon, Mak..

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s