Kejutan lagi! Setelah akhir bulan lalu dikejutkan dengan Christopher Nolan yang tiba-tiba mengumumkan proyek barunya, film pendek ‘Quay’ (yang juga baru dirilis minggu ini), pekan ini gantian Paul Thomas Anderson yang datang dengan berita kurang lebih mirip: dokumenter tentang Jonny Greenwood, gitaris Radiohead yang juga mengisi musik untuk film There Will Be Blood dan Inherent … Continue reading
Tag Archives: Paul Thomas Anderson
The Adventure of Pinocchio (Petualangan Pinocchio)
Aku nggak ingat kapan dan lewat mana kenal Pinocchio. Yang jelas, dongeng ini hidup bersama aku sejak kecil hingga dewasa sekarang. Ya, siapa sih yang nggak kenal dengan boneka kayu yang hidungnya memanjang setiap kali bohong? 😀 Continue reading
Inherent Vice
Ini pengalaman pertamaku dengan karya Thomas Pynchon. Meski bukan jadi kali pertama dengan nama dan karya beliau (yang kayaknya kurang populer di Indonesia ya), karena beberapa judul seperti Gravity Rainbow, sering diomongin banyak orang, tapi Inherent Vice yang dirilis tahun 2009 ini jadi interaksi pertamaku. Penyebabnya sih karena tiada lain tiada bukan Paul Thomas Anderson … Continue reading
There Will Be Blood
There Will Be Blood disebut-sebut sebagai karya terbaik dari Paul Thomas Anderson. Film kelimat dari PTA ini berhasil mengantarkan Daniel Day-Lewis memenangkan nominasi aktor terbaik di Oscar 2008. Yap, setelah lima tahun berlalu sejak Punch-Drunk Love, PTA akhirnya kembali lagi dengan film ini. Continue reading
‘The Dirk Diggler Story’ & ‘Cigarettes & Coffee’
The Dirk Diggler Story (1988) Nama tersebut nggak akan asing lagi kalau kamu sudah nonton Boogie Nights. Ya, film ini memang asal muasal dari feature kedua Paul Thomas Anderson. Film pendek yang buat ketika PTA berumur 18 tahun ini diambil dengan gaya dokumenter tentang bintang porno terkenal, Dirk Diggler. Punya plot yang hampir sama, hanya … Continue reading
Boogie Nights
Jangan terkecoh dengan kepornoan film ini. Memang bertema tentang industri pornografi dan di dalamnya ada beberapa adegan nudity. Akan tetapi, ceritanya jauh jauh lebih kaya dibanding itu. Boogie Nights kayak semacam surat cinta Paul Thomas Anderson ke kampung halamannya, San Fernando Valley. Juga, menurutku yang paling personal dari film-filmnya yang lain. Continue reading
Magnolia
Ketika mau nonton film ini, selain meyakinkan beneran nggak ini film dari Paul Thomas Anderson, yang aku lakukan adalah mengecek durasi. Nyaris melotot sewaktu tahu film ini sepanjang 188 menit–‘heeeeeh om Paul drama apaan ini 188 menit?!’, jadi reaksi pertamaku. Namun, semua kegundahan dan kegelisahan hati itu langsung hilang ketika lihat adegan pembuka dan cara … Continue reading
Punch-Drunk Love
Kuakui, aku nggak tahu nama Paul Thomas Anderson sampai beberapa bulan yang lalu. Seingatku, aku nonton There Will Be Blood, tetapi nyaris nggak tersisa memori apa-apa. Waktu itu, masih zaman nggak suka mencatat sih, jadi ya kelewat begitu aja. Sampai akhirnya, aku main ke suatu tempat yang semua di sana suka PTA dan aku ngerasa yang … Continue reading
The Master
Biru. Adegan pembuka karya keenam Paul Thomas Anderson ini akan mengingatkanmu pada Punch-Drunk Love. Akan tetapi, biru yang kamu lihat di sini, lebih indah dan segar. Biru dari laut yang dicampuri buih. Biru yang jadi latar sesosok pemuda yang sibuk dengan kelapa. Biru yang jadi kanvas sekelompok pemuda yang membangun patung pasir perempuan. Continue reading
Hard Eight
Beberapa waktu lalu, aku membaca sebuah artikel di situs Esquire. Bukan tulisan baru, melainkan enam tahun lalu mengenai Paul Thomas Anderson. Cerita panjang tersebut memuat masa kecil PTA dan masa-masa beliau menapaki karir sebagai filmmaker, hingga akhirnya berhasil membuat feature perdananya, Hard Eight. Pada umur yang masih begitu muda, beliau menelurkan Hard Eight dengan dukungan Sundance … Continue reading