film / Resensi

Frozen

frozen 3

Akhirnya gue nonton Frozen juga lho. Frozen ini rame banget di tumblr bahkan twitter. Teman-teman yang setelah nonton pada kesengsem. Gue sendiri nonton bareng adek gue dan ada beberapa hal yang terbersit selama nonton. Haha.

Frozen adalah kisah tentang Anna, putri bungsu dari penguasa Arandelle. Anna yang selama ini jadi korban karena Elsa punya kekuatan khusus, yaitu menciptakan es. Jangan nanya daripada dapetnya, pokoknya ujug-ujug ada. Kenapa Anna yang gue bilang jadi korban? Karena Elsa nggak mau lagi sama dia, karena dia yang harus cari-cari Elsa yang mendadak ngambek dan ngilang, dan paling parah, serta paling gue nggak suka adalah ingatan Anna yang dihapus karena insiden kecelakaan ketika main bareng Elsa ketika kecil.

Jadi, Anna tumbuh tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Elsa sendiri menghindari Anna, mengurung diri, merasa bersalah, serta disingkirkan oleh orang-orang. Meski Anna nggak punya teman bermain, ia tetap tumbuh jadi gadis yang periang, selalu positif, dan nggak ragu untuk membantu. Sejak meninggalnya orang tua mereka, memang keduanya dipingit di dalam istana. Kasihan Anna, kehilangan kesempatan untuk punya teman. Sampai akhirnya di hari penobatan Elsa, Anna bertemu dengan Hans, pangeran dari selatan. Mereka menjalani waktu yang menyenangkan sepanjang pesta. Tentu saja, Anna amat sangat bahagia karena selama ini nggak pernah mendapatkan perhatian seperti itu. Dan, berakhir dengan Hans yang mengajak Anna untuk menikah bersamanya.

Di sinilah konfliknya dimulai. Elsa jelas nggak setuju. Anna yang nggak tahu tentang kondisi Elsa, nggak sengaja narik sarung tangannya dan bikin Elsa malah ngeluarin es di mana-mana, tanpa bisa dia kendalikan. Nah, ini juga ngeganjel di kepala gue. Kenapa Elsa yang tiba-tiba bisa mengendalikan kekuatannya? Belajar dari mana? Ketika mereka kecil, Elsa udah bisa menggunakan kekuatannya dengan akurat. Menurut temen gue, Elsa nggak bisa ngendaliin kekuatan ketika besar karena ada tekanan dari mana-mana. Ya, waktu itu kondisi dia memang tertekan.

Kemudian ketika akhirnya dia lari, sambil nyanyi-nyanyi Let it Go, dia berhasil ngebangun istana es yang keren banget. Oke, waktu ngebangun istana dia udah nggak tertekan lagi karena udah nyanyi. Tapi, dari mana dia belajar bikin istana serapi itu? Ha? Sebab imajinasi nggak bisa akurat kecuali udah kamu tambahi dengan sains dan pengetahuan lainnya, dan tentunya latihan. Ya, mungkin aja Elsa latihan di dalam kamar. Atau memang imajinasinya ada hitung-hitungnya yang akurat banget.

Ketika nyari si Elsa ini, Anna sempat kena serangan es Anna. Dari sekian banyak orang yang pernah diserang, kenapa cuma Anna yang kena? Anna juga nggak sendiri, tetapi ditemani oleh Kristoff, pemuda penjual es, dan rusanya, Sven. Dan ceritanya pun bergulir… seterusnya… seterusnya… dan seterusnya.

Inget ya, ini cerita anak-anak. Ketika kamu berharap ada konflik berlapis dan tragedi, mungkin kamu nggak akan dapat. Haha.

Secara keseluruhan sebenarnya cerita ini bagus dan dieksekusi dengan rapi banget. Karakter-karakternya hidup. Animasinya yang cakep. Lagu-lagunya yang keren. Yang bikin beda dengan cerita princess dan fairytale lain adalah karena karakter-karakter perempuan yang kuat dan mandiri. Anna yang nggak takut pergi sendiri, meski aneh banget pergi nembus salju gitu aja, tanpa persiapan, cuma pakai baju tipis begitu, hahaha. Dan Elsa, gue nggak tahu apa yang istimewa dari Elsa kecuali dia punya kekuatan sihir dan cantik aja. Tapi, Elsa ini lebih populer banget lho dibanding Anna.

Meski, ada keanehan di sana-sini, kasualitas dalam cerita ini jelas dan dibeberkan dengan rapi. Elsa yang punya kekuatan, Anna yang kagum ajak main, insiden Elsa nggak sengaja ngenain Anna, Elsa yang dikurung, Anna yang dihilangan ingatannya, dan seterusnya. Masuk akal banget apa yang terjadi di film ini. Bahkan, untuk anak-anak film ini amat mudah dicerna, meski di beberapa bagian tetep harus dijelaskan juga kenapa begini kenapa begitu.

Meski sejak, Anna yang terluka oleh Elsa, arah ceritanya kayak berubah jadi pencarian cinta sejati untuk Anna. Sesungguhnya di akhir, kita tahu kalau inti cerita ini adalah tentang keluarga, tentang Anna dan Elsa. Anna yang mau melakukan apa aja demi Elsa. Dan Elsa yang setelah bikin berbagai kekacauan di mana-mana akhirnya mengerti, mengerti apa itu cinta, mengerti gimana mengendalikan kekuatannya lagi.

Sebenarnya, karakter Elsa sama sekali nggak buruk. Cuma gue nggak suka dia playing victim gitu. Oke, mungkin dia memang nggak pernah minta punya kekuatan itu. Insiden dia dan Anna juga bukan murni kesalahan dia. Di sana juga cuma dia yang punya kekuatan itu. Namun, bertahun-tahun, Anna tetep nyoba ngajak Elsa main bareng. Elsa nggak tergerak juga. Dia mengurung dia memang untuk melindungi Anna biar nggak kena kekuatan dia lagi. Pada akhirnya, gue merasa Elsa sama sekali nggak care ke Anna.

Terlepas dari semua pengganjal dalam hati gue. Ini cerita yang fun dan seru dan unyu! Bisa ditonton sekeluarga. Haha. Banyak salju dan bikin pengin punya kekuatan kayak Elsa. Elsa juga cantiiikkk banget, suka gaunnya!

Karakter favorit gue selain Anna, tentu aja Kristoff, Sven, dan Olaf! Mereka lucu! Juga para troll. Hahaha. Aduh, kalau ada Frozen 2 mendingan cerita tentang mereka aja deh. Sempet berembus sih bakal ada Frozen 2. Burung-burung bilang kalau Benedict Cumberbatch dan Matthew McConaughey dipengenin gitu ikut ngisi suaranya. Hahaha. Boleeeeeh banget!

Gue suka twist di akhir. Gue berharap cerita ini berakhir dengan tragedi, tapi tentu aja itu nggak terkabul! Haha. Ada pesan bagus buat para gadis-gadis muda dari film ini: jangan menikah dengan pria yang baru sehari kamu kenal! Hahaha. Camkan itu!

2 thoughts on “Frozen

Leave a comment