buku

I, Robot

cover-i-robot

Kalau kamu tanya apa novel fiksi ilmiah favoritku, hmm… sekarang aku punya jawaban: “I, Robot”. Enam puluh empat tahun setelah rilis, baru aja aku nyelesaiin bacanya dan benar-benar terpukau. Isaac Asimov memang seorang genius. Tapi, aku belum baca Foundation trilogy, jadi mungkin saja novel favorit bakal bertambah.

Sesuai judulnya, “I, Robot” sentral ceritanya adalah robot. Terdiri dari sembilan cerita pendek yang saling berkaitan. Cerita-cerita dalam buku ini bisa dibaca terpisah, tapi akan lebih enak kalau dibaca dalam satu buku. Karena di buku ini diurutkan alurnya berdasarkan cerita Dr. Susan Calvin, seorang robophychologist di U.S. Robot and Mechanical Men.

Dari buku inilah, tepatnya cerita kedua yang berjudul “Runaround” tiga hukum robotik Asimov yang legendaris itu berasal. Sepanjang, buku hukum tersebut adalah sesuatu yang sangat penting, berpengaruh terhadap plot hingga ke akhir. Ketiga hukum tersebut adalah:

  1. A robot may not injure a human being or, through inaction, allow a human being to come to harm.
  2. A robot must obey the orders given to it by human beings, except where such orders would conflict with the First Law.
  3. A robot must protect its own existence as long as such protection does not conflict with the First or Second Law.

Jadi, sepanjang cerita kita ngeliat perkembangan robot dari yang belum bisa bicara, sampai yang akhirnya menentukan nasib manusia. Dari robot yang badannya belum sempurna, sampai bisa mengerjakan tugas kompleks, bisa berpikir dan berbohong, sampai ke bentuk The Brain, dan terakhir adalah The Machine.

Aku suka bagaimana cerita ini dituturkan dari sudut yang personal. Tetapi, seiring dengan perkembangan masa, kentara bahwa robot dan AI memengaruhi banget ke kehidupan politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Itu semua dideskripsikan dengan mengena banget dalam setiap cerita. Membuat aku terpana dan terpesona.

Di awal, dimulai dari cerita tentang Robbie, seorang robot pengasuh. Ini cerita yang mengharukan banget. Sampai cerita-cerita di luar Bumi, robot yang kabur, roboh yang mempertanyakan alasannya. Juga, mundur lagi ke masa ketika robotlah yang membantu manusia dalam mengembangkan perjalanan interstellar. Setelah itu barulah dimulai era interstellar, ketika ada pertambangan di asteroid dan Merkurius. Juga koloni-koloni manusia di tempat lain.

Tiga hukum robotik tadi ternyata pada penerapannya sering nggak sejalan dengan moral manusia. Ini jadi tema yang diulang-ulang, namun bukannya repetitif, malah menguatkan. Semacam ngasih gambaran kalau di masa depan amat sangat mungkin terjadi hal-hal kayak gitu. Perspektif Susan Calvin sebagai seorang psikolog membuat sudut pandangan manusia dan robotnya netral dalam cerita ini.

Satu hal yang aku kagumi banget dari tulisan-tulisan beliau adalah betapa terperinci penjabaran beliau tentang robot-robot tersebut. Cemerlang tetapi nggak menggurui. Tulisannya indah dan halus, bahkan ketika menjabarkan tentang sains, itu bikin aku terharu sampai ketawa-ketawa-tawa sendiri. Beberapa hal yang bikin aku terkesan banget adalah ketika beliau mendeskripsikan suara robot, tentang interstellar jump, dan bagian paling akhir ketika Susan dan Peter berdebat tentang The Machines.

“I, Robot” ini pernah difilmkan tahun 2004 dan dibintangi oleh Will Smith, tapi filmnya adalah adaptasi yang gagal total. Jadi, mendingan baca bukunya langsung aja yang super dan luar biasa ini. Aku pribadi nggak menggolongkan ini sebagai hard-scifi karena ceritanya kerasa manusiawi dan dekat dengan kenyataan. Terlebih kalau suka topik tentang robotik dan artificial intelligence harus wajib banget baca ini.

Advertisement

2 thoughts on “I, Robot

  1. Saat pertama kali membaca “The Three Laws of Robotics” dulu, saya benar-benar merasa beruntung ‘menemukan’ Asimov. Sudah cek the robot atau foundation series nya kah? Kalau tinggal di Jakarta, perpustakaan PPIA di Jl Pramuka (Jaktim) punya beberapa koleksi hardcore edition (Doubleday) nya.

    • Kalau Foundation sudah baca, baru yang trilogi originalnya saja sih. Kalau Robot seriesnya belum sempat. Hehe. Terima kasih infonya, tapi sayangnya aku nggak tinggal di Jakarta. 😀

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s