buku

Across the Universe (Melintasi Semesta)

across the universe

Mengawali review ini aku mau bilang kalau aku berharap besar sama novel ini. Bulan lalu aku baca scifi YA juga, Ready Player One dan bikin aku puas banget. Jadi, aku pun cari-cari scifi YA lain yang kira-kira oke… di antara Paolo Bagicalupi dan ini, aku akhirnya pilih Across the Universe (Melintasi Semesta) duluan karena kebetulan pas dirilis terjemahannya oleh Gramedia.

Premis Across the Universe menggelitik aku sejak lama untuk mencicipi baca. Tentang seorang gadis yang ikut dalam perjalanan interstellar dan di tengah perjalanan dia tiba-tiba dibangunkan… karena ada yang ingin membunuhnya. Latar ceritanya terjadi di sebuah spaceship bernama Godspeed. Dua hal itu udah bikin aku kebat-kebit pengin baca.

Setelah nunggu lama buku pesananku dateng karena satu dan dua halangan menghampiri, akhirnya awal minggu lalu buku ini sampai di tanganku. Aku singkirin dulu Isaac Asimov dan Interstellar-ku, jadi mendahulukan buku ini.

Diawali dengan Amy dan kedua orang tuanya yang melewati proses masuk tabung krio. Ada drama… setelah itu, berpindahlah settingnya ke beberapa ratus tahun ke depan di Godspeed. Seorang pemuda bernama Elder diperkenalkan.

Berpuluh-puluh halaman digunakan buat nyeritain spaceship tersebut (tenang aja, ada bonus peta! peta!). Godspeed ini besar sih… di dalamnya ada ekosistem buatan kayak kebun, jalan setapak, trailer tempat tinggal, ruang lab, mesin, ruang pertemuan utama… dan banyak! Mereka juga ngolah makanan sendiri, termasuk mengembangbiakkan ternak. Pokoknya gede deh!

Sampai akhirnya… bertemulah Amy dan Elder.

Amy yang langsung mengganggap Elder tampan pada pandangan pertama (eh kedua) dan Elder yang dalam beberapa pertemuan langsung rindu menggebu kepada Amy. Namun, kebersamaan mereka tidak mudah. Amy dianggap aneh karena berbeda dengan penghuni Godspeed. Sementara itu, Amy bukan jadi yang pertama dan terakhir dikeluarkan dari tabung krio. Korban lain menyusul dan kali itu… dia tidak sempat diselamatkan hingga tewas.

Sepanjang novel misteri itulah yang coba dipecahkan oleh Amy dan Elder. Dibantu karakter pendukung seperti Harley yang malang, Orion, Doc, dan Eldest, sedikit-sedikit mereka menemukan clue. Sebenarnya Eldest sama sekali nggak membantu sih. Beliau sebenarnya pemimpin Godspeed dari penuturan beliaulah kepada Elder yang kelak menggantikannya, kita jadi banyak tahu apa yang terjadi di Godspeed.

Ini jadi bagian paling menarik dari Across the Universe. Tentang pengendalian populasi baik secara jumlah dan mental di Godspeed. Dengan obat dan trauma atas tragedi masa lalu, Eldest membuat manusia-manusia di sana kayak robot. Mereka dibuat serupa, sama, satu ras, dan keahlian mereka ditentukan sejak dari dalam kandungan. Disesuaikan dengan kebutuhan Godspeed. Eldest menjadi tiran di populasi kecil dan tertutup tersebut. Dari mengendalikan mood orang-orang, nulis sejarah palsu, sampai mengatur kehamilan.

Sebenarnya, aku ngerti maksud Eldest mengendalikan itu, kalian juga kalau baca juga akan ngerti. Hanya saja, dari awal karena dikasih sudut pandang pertama dari Amy dan Elder–Amy yang ngerasa ‘berbeda’ dan tahu banyak, ‘Elder’ yang ngerasa nggak tahu apa-apa’, bikin Eldest jadi antagonis. Yes, dengan sikapnya yang arogan, memang otomatis Eldest jadi antagonis. Akan tetapi, kemunculan Amy yang merasa apa yang terjadi di tempat itu nggak sesuai dengan kehidupannya dulu dan berusaha mengubahnya–entahlah, bikin aku nggak sreg banget. Amy mengubah karena sudut pandangnya berbeda dari lainnya… tapi itu sebelum dia ngerti apa penyebabnya tempat itu diatur begitu.

Pada akhirnya, memang ketahuan siapa yang melakukan ini dan itu. Ada twist juga yang bikin pembaca ber-awwww… atau malah ngerasa geregetan, tapi buatku biasa aja. Aku nggak terlalu kecantol sama karakternya. Amy, aku ngerasa terlalu bergantung dan nggak ada inisiatif. Bahkan Elder yang kerasa lemah gitu. Sama sekali nggak ngasih kesan menarik buat aku dan aku nggak peduli dengan apa yang terjadi sama mereka.

Sainsnya sendiri… ya hmm… aku nggak bisa ngomong banyak karena takut salah ngebahas. Akan tetapi, kalau kamu google ada blog yang ngejelasin tentang sciencefail-nya, bolong besar pada plot sainsnya. Kalau nggak terlalu demen sains nggak kerasa sih. Plus, untuk yang biasa baca sains fiksi, di dalam buku ini nyaris nggak menawarkan hal baru. Konsep dystopia-nya memang bagus, tapi sisanya dijelaskan dengan secukupnya aja, mungkin karena ini memang ditujukan buat pembaca YA/non-scifi.

Dan Across the Universe ini trilogi lho! Bagian keduanya udah diterjemahkan juga sama Gramedia. Terjemahannya juga oke sih, terutama buat istilah nir-kom dan Bumi-Surya, juga klona (aku baru tahu terjemahan clon adalah ‘klona’). Cuma ngeganjel di ‘bridge’ jadi ‘jembatan’ aja. Padahal, itu kayak konsol tempat pilot duduk dan ngendaliin pesawatnya.

Kalau kamu suka YA/teenlit dengan setting beda, cerita Across the Universe ini ya manis kok. Cukup bikin geregetan dengan trope-trope kisah cinta YA pada umumnya.

peta Godspeed, spaceship hmmm generation ship di Across the Universe

peta Godspeed, spaceship hmmm generation ship di Across the Universe

2 thoughts on “Across the Universe (Melintasi Semesta)

Leave a reply to Adis Cancel reply